Ikan Asap: Khas Kuliner Masakan Munjugan Trenggalek

kuliner khasnya. Dan salah satu yang paling ikonik adalah ikan asap Munjungan
kuliner khasnya. Dan salah satu yang paling ikonik adalah ikan asap Munjungan

TRENGGALEK, 3detik.com – Kalau kita bicara soal Munjungan, kebanyakan orang langsung kepikiran pantainya yang cantik atau perbukitannya yang asri. Tapi ada satu hal yang nggak boleh dilewatkan saat berkunjung ke sini: kuliner khasnya. Dan salah satu yang paling ikonik adalah ikan asap Munjungan. Bukan cuma soal rasa, tapi juga cerita panjang yang melekat di balik asap dan bara arang dapur-dapur warga pesisir.

Ikan asap di Munjungan bukan sekadar makanan. Ini adalah hasil adaptasi, kreativitas, dan ketekunan warga dalam menjaga hasil laut agar tetap awet dan punya nilai jual. Proses pengasapannya masih dilakukan secara tradisional. Ikan-ikan segar hasil tangkapan nelayan pagi itu langsung dibersihkan, ditusuk dengan bambu, lalu diasapi perlahan di atas tungku dari kayu bakar. Butuh waktu beberapa jam sampai ikan benar-benar matang dan mengeluarkan aroma khas yang menggoda.

Bacaan Lainnya

Jenis ikan yang biasa diasap di sini bervariasi, tapi yang paling populer adalah ikan tongkol dan cakalang. Rasanya gurih, sedikit smoky, dan punya tekstur yang kenyal tapi tetap empuk. Makan pakai nasi hangat, sambal terasi, dan lalapan… dijamin nambah terus. Bahkan tanpa bumbu pun, ikan asap Munjungan sudah punya rasa alami yang khas dan kuat.

Menariknya, di balik aroma sedap itu, ada cerita perjuangan. Ikan asap dulunya dibuat karena warga pesisir perlu cara agar ikan bisa disimpan lebih lama, terutama saat musim paceklik atau cuaca buruk yang membuat nelayan tidak bisa melaut. Dari kebutuhan bertahan hidup itulah lahir metode pengasapan tradisional ini. Kini, justru jadi identitas kuliner Munjungan yang diburu wisatawan.

Kalau kamu mampir ke pasar tradisional atau warung makan lokal, jangan lupa tanya soal ikan asap. Biasanya mereka menyajikannya dengan sederhana tapi penuh cinta. Beberapa keluarga bahkan menjualnya dalam kemasan, cocok buat oleh-oleh. Tapi sensasi terbaiknya tentu saat makan langsung di rumah warga atau warung kecil di pinggir pantai, sambil dengar cerita mereka soal laut, badai, dan hari-hari panjang tanpa tangkapan.

Ikan asap Munjungan bukan cuma soal rasa. Ini soal tradisi, soal cara warga bertahan hidup dengan kearifan lokal, dan soal bagaimana dapur bisa jadi tempat yang menyimpan cerita tentang cinta pada alam dan kerja keras.

Jadi, lain kali kamu ke Munjungan, jangan cuma bawa pulang foto pemandangan. Bawa juga rasa dan cerita yang cuma bisa kamu temui lewat sepiring ikan asap yang dibuat dengan hati.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *