TRENGALEK, 3detik.com – Kalau dengar nama Taman Kili-Kili di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, kebanyakan orang langsung kepikiran konservasi penyu.
Wajar sih, soalnya tempat ini memang dikenal sebagai lokasi wisata edukasi buat belajar lebih dekat tentang hewan laut yang lucu dan dilindungi itu.
Tapi ternyata, Taman Kili-Kili nggak cuma tentang penyu aja, lho.
Di balik rindangnya pepohonan, ada beberapa penghuni lain yang nggak kalah menarik perhatian. Salah satunya adalah musang luwak atau dalam bahasa latinnya Paradoxurus hermaphroditus.
Sekilas, musang luwak punya tubuh ramping dengan panjang sekitar 90 cm dari kepala sampai ekor.
Badannya didominasi warna hitam, tapi ada sentuhan putih di bagian kuping dan dahi, serta bulu abu-abu kecokelatan dengan garis-garis gelap di punggungnya.
Ekornya juga berwarna hitam kecokelatan, bikin tampilannya makin khas.
Yang bikin unik, hewan ini punya kelenjar di dekat anus yang bisa mengeluarkan bau mirip daun pandan.
Aromanya bukan cuma harum, tapi juga jadi penanda wilayah kekuasaannya. Jadi, kalau ada bau pandan tercium di sekitar, bisa jadi itu “tanda tangan” dari musang luwak.
Selain aromanya yang khas, musang luwak juga terkenal karena perannya dalam dunia kopi.
Yup, biji kopi yang keluar bersama kotoran musang ini diolah jadi kopi luwak, salah satu jenis kopi paling populer di dunia dengan cita rasa yang unik.
Nggak cuma musang luwak, di Taman Kili-Kili pengunjung juga bisa menjumpai satwa lain seperti kijang muncak.
Jadi, selain belajar tentang konservasi penyu, mampir ke sini juga bisa nambah wawasan soal keanekaragaman satwa di Trenggalek.
Taman Kili-Kili benar-benar jadi paket lengkap: wisata, edukasi, dan pengalaman unik melihat langsung hewan-hewan yang jarang ditemui sehari-hari.
Kalau ke Trenggalek, rugi banget kalau nggak mampir ke sini!***
