Trenggalek

Paguyuban PKL Bunga Alun-Alun Trenggalek Bantah Rumor 100 Stan Gratis

×

Paguyuban PKL Bunga Alun-Alun Trenggalek Bantah Rumor 100 Stan Gratis

Sebarkan artikel ini

TRENGGALEK, 3detik.com – Rumor adanya ratusan stan gratis untuk pedagang kaki lima (PKL) menjadi gunjingan hangat di sosial media.

Rumor itu pun sempat membuat PKL lain merasa keberatan. Namun begitu pihak paguyuban PKL membantah mengenai kebenaran rumor tersebut.

Kegiatan Pasar Rakyat Trenggalek berlangsung pada 23 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.

Sekretaris Paguyuban PKL Bunga Alun-Alun Trenggalek Media Irba Fisabila memastikan bahwa rumor adanya stan gratis selama kegiatan Pasar Rakyat Trenggalek itu tidaklah benar.

Sejauh ini, kata dia, para pedagang dikenakan biaya untuk menyewa tempat.

“Bahwasannya ada 100 tenda gratis untuk PKL, padahal faktanya kami semua membayar sesuai dengan apa yang diminta oleh EO,” jelasnya.

Menurut Meida, biaya yang dikenakan bervariasi. PKL di alun-alun membayar mulai dari Rp 400 ribu, sementara yang menggunakan tenda dikenakan biaya Rp 2,5 juta hingga Rp 2,7 juta.

Baca Juga:  Pjs Bupati Trenggalek Dukung Emak-Emak Manfaatkan Pekarangan Tanam Sayur

“Tidak ada yang gratis sama sekali. Kalau memang ada yang gratis, saya tidak tahu, tetapi di lapangan semua pedagang yang saya kenal membayar,” tegasnya.

Senada dengan Meida, Ketua Paguyuban PKL Bunga Alun-Alun Trenggalek Bambang Bibit meminta agar berhati-hati dengan informasi yang belum tentu kebenarannya.

“Kalau membayar, ya bilang membayar. Kalau yang gratis, setahu saya jumlahnya sedikit, mungkin hanya sekitar tujuh orang. Sebagian besar pedagang membayar, baik di dalam alun-alun maupun di luar,” ujar Bambang.

Bambang juga menjelaskan fasilitas yang diberikan. Pedagang yang menggunakan tenda di luar mendapat tempat ukuran tiga meter dan listrik. Namun, pedagang di dalam alun-alun hanya membayar tempat tanpa listrik.

Baca Juga:  DPRD Trenggalek Terima Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan, Banjir Di Desa Ngares Terkait Proyek Bendungan Bagong

“Pedagang yang di dalam masih harus menanggung biaya listrik harian sebesar Rp 25 ribu,” tambahnya.

Di sisi lain, Direktur Event Organizer (EO) One Rich Vision Lellyana Arine Kamiswari yang menyelenggarakan Pasar Rakyat Trenggalek, membenarkan bahwa ada beberapa pedagang yang digratiskan.

Namun, jumlahnya tidak sebanyak yang dirumorkan.

“Beberapa PKL di alun-alun memang ada yang saya gratiskan, tapi tidak semuanya. Jumlah yang digratiskan hanya sekitar delapan pedagang,” ungkap Lellyana.

Mereka adalah pedagang disabilitas dan pedagang kecil yang kurang mampu.

“Mereka ada yang penjual kerupuk sambal pecel dan gorengan,” Imbuhnya.

Salah satu pedagang kerupuk sambal pecel Sri Winarti mengaku bersyukur karena tidak dikenakan biaya.

“Saya tidak mengeluarkan uang dalam kegiatan Pasar Rakyat Trenggalek. Tentu senang, kalau harus bayar, saya sedih karena belum tentu dagangan saya laku,” ujarnya.

Baca Juga:  Peringati HKN Ke 60 Tahun, Pjs. Bupati Trenggalek Buka Gebyar Hidup Sehat

Hal serupa diungkapkan Tarmini, penjual gorengan dan kerupuk pecel.

“Saya jualan di sini tidak membayar. Saya bersyukur bisa digratiskan dan boleh ikut jualan di sini,” katanya.

Kegiatan Pasar Rakyat Trenggalek memberikan berbagai pengalaman bagi para PKL, baik yang membayar maupun yang digratiskan.

Acara yang berlangsung selama 14 hari ini tidak hanya menjadi ajang transaksi ekonomi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pedagang kecil untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Meski demikian, transparansi dalam informasi tetap menjadi hal yang penting untuk menjaga kepercayaan semua pihak.

“Upaya menggratiskan sebagian PKL adalah bentuk support kami terhadap para pedagang kecil agar tetap bisa ikut berjualan di pasar rakyat ini,” pungkas Lelly.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *