KEDIRI, 3detik.com – Kelompok pengusaha Kediri bersama ratusan warga Kota Kediri asal Bawean – Kabupaten Gresik yang tergabung dalam Keluarga Besar Bawean secara resmi memberikan dukungannya ke calon wali Kota Kediri nomor urut 01 Vinanda Prameswati dan wakilnya KH Qowimuddin Thoha (Gus Qowim).
Deklarasi dukungan Keluarga Besar Bawean itu digerakkan langsung oleh Dahlia Ishaq, istri mantan Wali Kota Kediri (alm) Samsul Ashar dan H Ubaidillah, pengusaha pertokoan ternama di Jl. Dhoho, Kota Kediri.
Dahlia Ishaq mengatakan, alasan Keluarga Besar Bawean mendukung Mbak Vinanda dan Gus Qowim di Pilkada Kota Kediri 2024, karena cocok dengan visi misi keluarga. Pasangan tokoh muda dan ulama tersebut juga memiliki program yang pro terhadap peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan serta perekonomian.
“Ya tentunya pengen merubah Kota Kediri lebih baik dan lebih maju, karena visinya Mbak Vinanda dan Gus Qowim kok kayaknya cocok,” tutur Dahlia Ishaq usai acara dukungan di Jl. Raden Patah No. 3, Kota Kediri, pada Rabu 13 November 2024.
Keluarga Besar Bawean, tegas Bu Dahlia, bertekad untuk memenangkan paslon nomor urut 01 sebagai wujud ikhtiar bersama menciptakan perubahan positif di Kota Kediri. Keluarga Bawean ini dikenal memiliki basis massa besar dan pernah mengantarkan Samsul Ashar menjadi Wali Kota Kediri periode 2009-2014.
“Ya harapan saya nomor satu menang dan Mapan Kota Kediri. Kiat-kiatnya mari kita dukung calon nomor satu yang sudah jelas visi dan misinya,” ajaknya.
Diketahui, Keluarga Bawean merupakan kelompok pengusaha pribumi yang selama ini menjalankan bisnis di kawasan Jalan Dhoho Kota Kediri. Para pengusaha ini dari generasi ke generasi dan rata-rata meneruskan usaha keluarga sejak zaman Kolonial Belanda.
Baik Mbak Vinanda maupun Gus Qowim merasa bersyukur mendapat dukungan dari Keluarga Besar Bawean. Mereka akan menjaga amanah tersebut dengan tekad bersama-sama memenangkan Pilkada yang hanya tinggal hitungan hari.
Punya tujuan dan niat sama, Cawali Kediri yang diusung oleh mayoritas partai politik ini mengajak Keluarga Besar Bawean untuk bersama-sama serta berkolaborasi demi masa depan Kota Kediri menjadi Kota MAPAN (maju, agamis, produktif, aman, ngangeni).
Dalam kesemptan bertemua Keluarga Besar Bawean, alumnus S2 Kenotariatan Universitas Airlangga Surabaya itu sempat menyinggung persentase penduduk miskin Kota Kediri yang berada di peringkat kedua tertinggi antar kota di Jawa Timur. Padahal, selama ini Kediri mendapat julukan sebagai kota terkaya dan paling bahagia.
Bila ke depan diamanahi memimpin Kota Kediri bersama Gus Qowim, Ketua Harian Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN) itu akan berupaya menurunkan dan menekan tingkat kemiskinan itu. Sehingga Kota Kediri bisa menjadi kota yang lebih sejahtera dan betul-betul menjadi kota bahagia.
Vinanda juga membeberakan program program strategis yang termaktub dalam SAPTA CITA. Salah satunya, Program Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan atau yang lebih dikenal dengan program Merata. Program itu bertujuan untuk perlindungan dan pembangunan sosial dengan mengalokasikan anggaran maksimal Rp5 miliar per kelurahan.
“Dengan adanya program Merata ini ke depan pemerintah bisa menyiapkan dana maksimal Rp 5 miliar. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan baik itu Ketua RT, Ketua RW, kader lingkungan, kader kesehatan dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Lalu, untuk mengurangi tingkat kemiskinan, Vinanda juga mengenalkan program padat karya yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dan bantuan modal bagi warga Kota Kediri yang miskin dan belum memiliki pekerjaan.
“Sehingga warga kita ini bisa memiliki kompetensi dan juga kemampuan. Ketika memang beliau beliaunya ini melamar kerja bisa diterima karena sudah memiliki kemampuan,” tutupnya. .Masih ditempat yang sama, salah satu warga Kota Kediri asal Bawean, H. Nuruddin Hasan mengatakan, kemampuan dan kemauan yang diinginkan oleh mbak Vinanda dan Gus Qowim.
“Selaras dengan keinginan kami dari keluarga besar Bawean yang ada di Kediri, beberapa dari keluarga kami banyak yang jadi pengusaha,” ujarnya.
Jadi atas dasar itu maka secara normatif dan ada kesepakatan untuk bergerak kita tidak ingin hanya menjadi penonton tapi kita ingin ikut dalam gelanggang permainan.
Nuruddin menegaskan, Paslon sebelah bisa dikatakan,” Program-programnya banyak hal yang bisa dikatakan hanya chasing belaka, tidak menyentuh kebawah,” ungkapnya dengan tegas. (Mun)