TRENGGALEK,3detik.com – Kekeringan yang melanda Bumi Menak Sopal telah dikabarkan lebih parah ketimbang tahun lalu. Saat ini kekeringan yang melanda Trenggalek semakin meluas di seluruh kecamatan yang ada.
Secara keseluruhan ada 66 desa atau kelurahan di 14 kecamatan terdampak. Total sebanyak 34.623 jiwa dari 14.296 Kepala Keluarga (KK) kini harus menghadapi krisis air bersih.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, St Triadi Atmono, yang menjelaskan bahwa kekeringan ini merupakan salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. “Tahun ini dampak kekeringan lebih luas daripada tahun 2023 lalu,” jelasnya.
Kecamatan Tugu menjadi salah satu wilayah yang terdampak parah, dengan delapan desa, termasuk Desa Pucanganak, Desa Ngelinggis, dan Desa Dermosari yang kini kekurangan pasokan air. Selain itu, di Kecamatan Karangan, lima desa juga terkena dampak kekeringan, di antaranya Desa Jatiprahu dan Desa Buluagung. Beberapa kecamatan lain seperti Suruh, Pule, Dongko, dan Panggul juga melaporkan kondisi serupa.
Desa-desa di Kecamatan Panggul menjadi wilayah yang paling banyak terdampak, dengan 17 desa mengalami krisis air, termasuk Desa Terbis, Desa Besuki, dan Desa Karangtengah. Sementara itu, Kecamatan Trenggalek sendiri, yang merupakan pusat kabupaten, juga tak luput dari kekeringan. Desa Ngares, Desa Sumberdadi, dan Kelurahan Tamanan menjadi beberapa wilayah yang merasakan dampak terburuk.
“Kekeringan telah menyebar secara merata di seluruh Trenggalek, dan banyak desa yang kini menghadapi masalah serius terkait pasokan air bersih. Kami terus berupaya untuk memberikan bantuan,” katanya.
Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh BPBD Trenggalek meliputi pengiriman 1.054 tangki air bersih ke desa-desa yang terdampak. Selain itu, BPBD juga mendistribusikan 219 terpal, 236 tandon, 49 tandon lipat, dan 820 jerigen untuk membantu masyarakat dalam menyimpan air bersih.
Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan air. “Kami akan berupaya untuk mendiskusikan air bersih pada masyarakat selama kekeringan ini melanda,” ujarnya.
BPBD Trenggalek menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan pihak terkait untuk memastikan bantuan air bersih bisa terus berjalan. Mereka juga menghimbau masyarakat untuk menggunakan air dengan bijak dan mengikuti petunjuk dari tim BPBD di lapangan.