SURABAYA, 3detik.com – Modus mengaku dari Kementerian Sosial (Kemensos) disinyalir masih bergentayangan. Betapa tidak, dari penelepon menghubungi masyarakat untuk menyakinkan mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Iya, berawal mendapat telepon tercantum pada kontak handphone (HP) WhatsApp “Kemensos”. Itu di hubungi bahwa orang tua saya memperoleh bantuan PKH pada bulan Desember sebesar Rp 2 juta,” kata salah satu warga Sememi, Benowo, Surabaya sembari menceritakan kepada 3detik.com.
“Kejadiannya itu, Sabtu (14/12/2024) sekitar pukul 10:13 WIB. Saya sih gak begitu percaya. Sebab, curiga dari si peneleponnya mengaku dari Kemensos meminta untuk membuka aplikasi WhatsApp saya,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut kata dia, saat si penelepon meminta membuka aplikasi WhatsApp pada HPnya, lalu menyebutnya ada terdapat kode pendaftaran tercantum 6 (enam) digit angka yang masuk.
“Nah, dari si penelepon bilangnya, ada kode pendaftaran masuk di WhatsApp meminta di sebutkan. Hingga akan diinput pada database. Sempat dari penelepon juga menyebut di kirim pesan singkat/SMS (Short Message Service) apabila belum masuk pada WhatsApp,” terangnya.
Selain itu, sambungnya, dari si penelepon juga menyakinkan menyebut dari Kemensos pusat, di Jakarta serta memberikan estimasi waktu sekitar 1 (satu) menit dengan mencantumkan kode pendaftaran tersebut.
“Nomornya si penelepon, yaitu +62895-3288-90191 dan di kontak WhatsApp tercantum Kemensos,” jelasnya.
Dia juga berharap, untuk kepada institusi terkait, baik Pemerintah dan Polri supaya melacak terhadap modus-modus seperti ini. Karena, bagi masyarakat awam ketika mendengar, ataupun mendapat bantuan sosial (bansos) siapa yang gak senang, tentunya pasti senang.
“Yang di khawatirkan adalah, saat masyarakat awam tidak paham/gagap teknologi (gaptek) HP, terlebih para lanjut usia (lansia) ketika mendapat kabar bansos seperti itu asal nurut aja, misalnya si penelepon untuk memasuki kode pendaftaran begitu, ya bisa-bisa data-data penting sangat riskan dapat di bobol,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin menyampaikan, terkait dalam bentuk bansos tidak ada melalui telepon. Maka, para masyarakat jangan sampai mudah percaya.
“Jangan, jangan. Itu gak ada (bansos) yang by telepon. Saya juga menerima laporan terkait penelepon itu, sudah ada orang ke lima hubungi lapor ke saya,” pesan Anna.
Pihaknya juga melaporkan peristiwa tersebut ke Kemensos sebagai bentuk pencegahan. Anna menghimbau kepada masyarakat pastinya terkait dengan bantuan masih tetap sesuai prosedur atau alurnya.
“Artinya, masih tetap mendapat undangan dan itu (undangan) resmi dari bank penyalur, siapa yang di tunjuk oleh Kemensos, bisa melalui, Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), kantor Pos, dan itupun pasti didampingi oleh rekan-rekan koordinator pendamping PKH. Jadi, tidak ada yang melalui telepon,” kata Anna sembari menghimbau. (nvn)