Scroll untuk baca artikel
Trenggalek

Trenggalek Rayakan 20 Tahun Keris Diakui UNESCO, Mas Ipin Terima Keris Presiden Prabowo dan Fadli Zon

×

Trenggalek Rayakan 20 Tahun Keris Diakui UNESCO, Mas Ipin Terima Keris Presiden Prabowo dan Fadli Zon

Share this article
Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama berbagai komunitas pecinta keris menggelar Pameran Keris selama tiga hari berturut-turut, 25–27 November, di Pendopo Manggala Praja Nugraha
Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama berbagai komunitas pecinta keris menggelar Pameran Keris selama tiga hari berturut-turut, 25–27 November, di Pendopo Manggala Praja Nugraha

TRENGGALEK, 3detik.com– Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama berbagai komunitas pecinta keris menggelar Pameran Keris selama tiga hari berturut-turut, 25–27 November, di Pendopo Manggala Praja Nugraha. Ajang ini digelar untuk memperingati 20 tahun penetapan keris sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Pameran tersebut semakin istimewa dengan hadirnya dua pusaka milik Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto serta dua keris koleksi Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Keris-keris tersebut diserahkan secara langsung kepada Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, untuk dipamerkan kepada publik.

Bupati yang akrab disapa Mas Ipin itu menegaskan bahwa keris merupakan bukti nyata bahwa peradaban Nusantara telah maju sejak masa lampau. Ia menyoroti proses penempaan keris yang sangat kompleks, mulai dari pengolahan besi hingga berbagai unsur logam lain yang diracik dengan tingkat keahlian tinggi.

“Dari proses itu lahir seni pamor yang begitu indah. Kemampuan ini sudah dimiliki bangsa kita sejak dahulu. Keris menjadi pertanda bahwa Indonesia memiliki sejarah sebagai bangsa yang maju,” ungkap Mas Ipin, Senin (24/11/2025).

Ia menambahkan, ilmu metalurgi yang digunakan para empu—ilmu tentang logam dan perpaduannya—merupakan cabang pengetahuan tingkat tinggi. Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa leluhur Nusantara memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa.

Mas Ipin juga menyoroti kompleksitas seni keris yang tidak hanya melibatkan logam, tetapi juga media lain seperti kayu, gading, dan tulang dalam pembuatan warangka. Bahkan beberapa keris dihiasi kinatah emas maupun batuan mulia yang menunjukkan tingginya nilai estetika dan spiritualitas.

“Kita harus melestarikan ini, karena negara lain pun sekarang berlomba-lomba menggali culture heritage mereka. Padahal, kekayaan budaya kita jauh lebih berlimpah,” tegasnya.***