3.detik.com – Tahun Baru Imlek 2025 jatuh pada Rabu, (29/1/2025). Masyarakat Tionghoa maupun umat Khonghucu telah bersiap untuk merayakannya.
Perayaan tahun baru Imlek identik dengan warna merah. Warna itu biasa menghiasi ornamen eksterior/interior, petasan, baju, hingga warna angpao.
Warna merah seakan tidak pernah lepas dari suasana Imlek.
Namun, apakah kalian mengetahui warna merah ini ternyata menyimpan makna mendalam bagi masyarakat Tionghoa?
Hal itu seperti ungkapan Pakar Feng Sui dan Rohaniawan Tridharma, Budiyono Tantrayoga.
Menurut dia, masyarakat Tionghoa memiliki keyakinan bahwa warna merah itu simbol dari kebahagiaan.
“Dari dulu orang Tionghoa meyakini bahwa warna merah itu merupakan lambang kebahagiaan,”
“Jadi tiap perayaan tahun baru Imlek, menggunakan warna merah, baju merah, itu untuk mencerminkan bahwa untuk menyambut tahun baru dengan hati yang gembira, penuh dengan kebahagiaan,” ungkap Budiyono, dikutip 3detik.com dari YouTube Podcast Nusantara, Minggu (26/1/2025) pagi.
Asal-usul Warna Merah dari Legenda Nian
Dalam sejarah budaya Tionghoa, ternyata warna merah dalam perayaan Imlek juga berkaitan dengan legenda Nian.
Nian merupakan makhluk mitologi yang diyakini datang pada malam tahun baru yang akan menakut-menakuti penduduk desa.
Namun, Nian memiliki kelemahan. Dia ternyata takut dengan suara keras (petasan) dan warna merah.
Sebab itu, saat perayaan tahun baru Imlek, masyarakat Tionghoa memilih untuk memasang kain berwarna merah dan menyalakan petasan.
Cerita rakyat ini ini menjadi alasan utama mengapa warna merah begitu melekat dalam tradisi Imlek.
Bukan hanya sebagai simbol kebahagiaan, tapi juga sebagai penangkal energi buruk.
Makna Merah dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam budaya Tionghoa, ternyata warna merah sudah melakukan dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar saat Imlek.
Warna merah ini melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan dalam berbagai momen penting, misal pernikahan, kelahiran, atau pembukaan usaha baru.
Ini menunjukkan bagaimana warna merah memiliki tempat yang istimewa dalam filosofi kehidupan masyarakat Tionghoa.**