TULUNGAGUNG, 3detik.com – Pemkab Tulungagung menggelar jamasan pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas. Prosesi ini sudah tradisi pada setiap tahunnya tepatnya di hari Jumat bulan Suro penanggalan Jawa.
Prosesi jamasan, dihadiri Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin, Sekdakab Tri Hariadi, Ketua DPRD Marsono, Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi, Dandim 0807 Letkol Kav. Muhammad Nashir, Kepala Kejari Tulungagung Tri Sutrisno, jajaran Kepala OPD dan Camat lingkup Pemkab Tulungagung.
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo mengatakan, prosesi jamasan tombak pusaka kanjeng Kyai Upas merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahunnya.
Menurutnya, selain untuk melestarikan adat tradisi, jamasan juga untuk membersihkan karat yang ada pada bagian mata tombak.
“Ritual ini juga menjadi salah satu agenda budaya yang digelar setiap tahunnya dan sekaligus merupakan bentuk syukur kita semua,” ujarnya, Jumat (11/07/2025).
Ditambahkannya, jamasan tersebut juga memiliki makna untuk tolak bala atau menjauhkan dari mara bahaya atau rintangan.
“Melalui ritual ini kita berharap semoga masyarakat Tulungagung bisa dijauhkan dari segala marabahaya dan Pemerintahan juga bisa berjalan lancar tanpa ada kendala,” ungkapnya.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, adat tradisi jamasan ini juga sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2019 lalu.
Melalui kegiatan tersebut pihaknya berharap agar ritual seperti ini tetap bisa digelar tiap tahunnya sebagai bentuk pelestarian terhadap tradisi yang sudah ada.
“Semoga kedepannya kegiatan seperti ini bisa berlangsung dengan lebih baik. Dan ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk melestarikan tradisi jamasan tombak kyai upas, terlebih tombak ini merupakan pusaka Kabupaten Tulungagung,” lanjutnya.
“Alhamdulillah berkat dukungan dari OPD terkait kegiatan ini dapat bantuan dari Kementerian Pariwisata dan anggaran APBD sehingga bisa berlangsung dengan lancar dan khidmad. Semoga kegiatan ini bisa membawa keberkahan bagi kita semua,” pungkasnya.
Sementara itu menurut Ki Winarto selaku juru Jamas Tombak Kanjeng Kyai Upas, tombak tersebut merupakan pusaka peninggalan dari Ki Ageng Mangir, yang kemudian diwariskan kepada Bupati Tulungagung terdahulu dan diturunkan turun temurun hingga saat ini.
“Tombak pusaka kyai upas merupakan pusaka milik Ki Ageng Mangir, menantu raja Mataram dan setelah beliaunya meninggal, tombak ini kemudian disimpan di pendopo Kanjengan Tulungagung. Dan pusaka ini punya sejarah dengan berdirinya Kabupaten Tulungagung,” ucap Ki Winarto.
Dikatakannya, ada 9 jenis air yang dipakai untuk melakukan jamasan yang kemudian dicampur dengan kembang 7 rupa.
“Ada sembilan jenis mata air yang digunakan untuk jamasan, diantaranya adalah air Sirah, tengah, buntut, tempuran kali, gotehan tebu, air kelapa, deresan pohon pisang raja dan deresan randu,” ungkapnya.***