TRENGGALEK, 3detik.com – Bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, menelan enam korban jiwa, salah satu korbannya masih usia balita.
Menyikapi peristiwa pilu ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) siap membangun hunian permanen bagi warga terdampak.
Namun begitu, Pemprov Jatim perlu menunggu kepastian lahan dari Pemkab Trenggalek yang digunakan untuk relokasi.
Mendukung wacana tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Sukarodin, menegaskan bahwa pihaknya siap mengawal proses pembangunan rumah permanen, terutama dalam hal penyediaan lahan dan dukungan anggaran daerah.
“Kami sudah sampaikan ke BPBD agar segera mencari calon penghuni, karena ini berkaitan dengan kenyamanan calon warga dalam menempati hunian baru,” ujar Sukarodin.
Ia menambahkan bahwa lokasi baru yang akan dibangun harus berada di kawasan yang aman dari potensi bencana serupa.
“Harus dicarikan lokasi pengganti yang tidak rawan longsor. Artinya, lokasi itu harus benar-benar aman,” jelasnya.
Sebagai lembaga legislatif, lanjut Sukarodin, DPRD Trenggalek memiliki fungsi anggaran dan akan berupaya memberikan dukungan maksimal selama masih sesuai dengan kemampuan APBD.
“Kita akan bantu semaksimal mungkin agar keluarga korban dan yang terdampak mendapatkan bantuan yang setimpal. Senyampang APBD kita mampu, mengapa tidak,” tambahnya.
Meski begitu, ia mengakui anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) Trenggalek terbatas karena bencana alam tidak hanya terjadi di Depok.
Sebagaimana diketahui bahwa bencana yang melanda Kabupaten Trenggalek kurun 1-19 Mei 2025 meliputi banjir dan tanah longsor.
Oleh karena itu, Sukarodin menilai perlunya klasifikasi dan prioritas anggaran akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan dan kebutuhan di masing-masing lokasi.
“Tentu akan diklasifikasi agar besaran anggaran seimbang dengan parahnya bencana,” pungkasnya.***