TRENGGALEK, 3detik.com – Komisi IV DPRD Kabupaten Trenggalek menyatakan dukungan penuh terhadap langkah aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas dugaan kasus penganiayaan terhadap seorang guru SMP Negeri 1 Trenggalek yang terjadi pada Senin (3/11/2025). Kasus tersebut kini tengah ditangani oleh pihak kepolisian dan menjadi perhatian publik.
Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Drs. Sukarodin, M.Ag., menegaskan bahwa pihaknya menghormati sepenuhnya proses hukum yang berjalan. Ia menilai penting bagi semua pihak untuk menyerahkan penyelesaian kasus kepada aparat berwenang agar keadilan dapat ditegakkan tanpa intervensi. “Kami di DPRD percaya penegak hukum akan bekerja profesional. Prinsipnya, kami menghormati proses hukum dan mendukung penyelesaian yang transparan,” ujarnya.
Sukarodin juga menyoroti pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan pendidikan. Menurutnya, sekolah harus menjadi ruang aman bagi tenaga pendidik dan peserta didik untuk berinteraksi tanpa rasa takut. “Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan, apalagi di dunia pendidikan. Semua pihak perlu menahan diri dan mengedepankan dialog,” tambahnya.
Politikus PKB yang juga Ketua DPC PKB Trenggalek itu menegaskan bahwa DPRD akan terus memantau perkembangan kasus ini hingga tuntas. Ia juga meminta agar Dinas Pendidikan segera mengambil langkah cepat untuk memberikan pendampingan kepada korban. “Kami mendorong Dinas Pendidikan memberikan perlindungan dan dukungan psikologis kepada guru yang menjadi korban agar bisa pulih dan kembali mengajar dengan tenang,” tegas Sukarodin.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek, Drs. Budi Santoso, mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan kepolisian terkait kasus tersebut. Ia menegaskan bahwa guru yang menjadi korban telah mendapatkan perhatian khusus dari dinas. “Kami sudah menugaskan tim untuk melakukan pendampingan dan memastikan hak-hak korban tetap terpenuhi. Kami juga berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memperkuat sistem keamanan di lingkungan belajar,” jelasnya.
Budi menambahkan, Dinas Pendidikan berkomitmen untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dengan memperkuat komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua. “Kami ingin membangun budaya sekolah yang lebih terbuka dan harmonis, di mana setiap persoalan bisa diselesaikan tanpa kekerasan,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Sukarodin berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan di dunia pendidikan. “Guru adalah garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa. Sudah sewajarnya mereka mendapatkan perlindungan dan penghargaan yang layak,” pungkasnya.***












