Scroll untuk baca artikel
Tulungagung

SPPG Khusus Pesantren Al Azhaar Kedungwaru, Makanan Harus Dimakan di Tempat

×

SPPG Khusus Pesantren Al Azhaar Kedungwaru, Makanan Harus Dimakan di Tempat

Share this article
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Pesantren Al Azhaar Kedungwaru, Tulungagung, menggelar kegiatan Saran dan Evaluasi Penerima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Pesantren Al Azhaar Kedungwaru, Tulungagung, menggelar kegiatan Saran dan Evaluasi Penerima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

TULUNGAGUNG, 3detik.com – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Pesantren Al Azhaar Kedungwaru, Tulungagung, menggelar kegiatan Saran dan Evaluasi Penerima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (5/11/2025), bertempat di Gedung Dakwah KH. Ikhya’ Ulumiddin, Pondok Pesantren Al Azhaar.

Acara ini menjadi sarana silaturahmi dan forum terbuka antara pengelola program dengan para penerima manfaat, dengan tujuan untuk memastikan pelaksanaan program MBG berjalan efektif dan tepat sasaran.

Kepala SPPG Kedungwaru, Amalia Syafitri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program MBG sejauh ini berjalan dengan baik berkat kerja sama antara pengelola dan masyarakat penerima manfaat. “Alhamdulillah, seluruh kegiatan SPPG di Kedungwaru dapat berjalan dengan lancar berkat kerja keras bapak dan ibu semua,” ujar Amalia di hadapan para peserta forum.

Amalia juga menekankan bahwa kegiatan evaluasi ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa memiliki di kalangan masyarakat. “Dengan rasa memiliki, kita bisa saling bahu-membahu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan keberlangsungan program ini,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa transparansi dan komitmen terhadap nilai-nilai kebaikan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan program. “Jika ada kendala atau masukan, kami terbuka untuk menerima kritik dan saran. Silakan langsung hubungi kami,” ujar Amalia.

Lebih lanjut, Amalia mengingatkan pentingnya kedisiplinan dalam aturan konsumsi makanan bergizi. “Makanan harus dimakan di tempat, dan harus dikonsumsi maksimal dua jam setelah pendistribusian. Jika ada yang ingin membawa pulang, harus ada koordinasi terlebih dahulu,” jelasnya. Aturan ini diterapkan untuk menjaga kualitas makanan dan menghindari masalah terkait keamanan pangan. “Kami selalu mengutamakan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, masukan dari masyarakat sangat kami hargai,” tambahnya.

Di sisi lain, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Al Azhaar, KH. Imam Mawardi Ridwan, mengungkapkan bahwa jumlah penerima manfaat program MBG di lingkungan pesantren mencapai hampir 4.000 orang. “Program ini merupakan bukti hadirnya negara di tengah masyarakat. Tentu saja, dalam pelaksanaannya tidak lepas dari kendala, dan oleh karena itu, dialog seperti ini sangat penting agar semua pihak dapat memberikan masukan,” ujarnya.

KH. Imam menambahkan bahwa program MBG di Pesantren Al Azhaar dirancang dengan sangat matang. “Setiap menu disusun bersama ahli gizi untuk memastikan nilai gizinya sesuai dengan standar. Ada delapan kategori penerima manfaat, mulai dari bayi, balita, anak TK, PAUD, SD, SMP, SMK, hingga ibu hamil dan ibu menyusui,” jelasnya.

Persiapan makanan dimulai sejak dini hari, sekitar pukul 02.30 WIB, dengan pengecekan ketat terhadap bahan-bahan seperti sayur, buah, dan lauk. Bahkan, KH. Imam sempat berkomunikasi langsung dengan ahli gizi SPPG untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai standar yang ditetapkan.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas layanan, SPPG Al Azhaar juga membuka survei tertutup bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan saran tanpa perlu mencantumkan identitas. Mekanisme ini terbukti efektif dalam mendorong partisipasi dan kejujuran dari para penerima manfaat.

Hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan yang cukup tinggi. Kepuasan terhadap variasi menu mencapai 69,2 persen, sedangkan tingkat kepuasan terhadap kebersihan dan higienitas makanan mencapai 97,2 persen—angka yang dianggap sangat positif.

Selain bahan pokok dan lauk pauk, SPPG juga sangat memperhatikan sumber bahan makanan seperti susu dan buah. Susu diperoleh dari peternak lokal di Kecamatan Pagerwojo, serta sebagian dari merek ternama yang bebas pemanis buatan. SPPG Al Azhaar juga secara rutin memantau kadar pestisida pada makanan dan memastikan setiap divisi dilengkapi dengan alat pengukur suhu untuk memastikan makanan tetap aman sebelum didistribusikan.

Kegiatan ditutup dengan sesi dialog terbuka, di mana masyarakat dan pengelola berdiskusi langsung mengenai kemajuan serta keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis di lingkungan pesantren dan sekitarnya.

Berbagai masukan dan kritik konstruktif disampaikan dalam forum tersebut, yang diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas program di masa depan.***