SURABAYA, 3detik.com – MAN Kota Surabaya terus menorehkan pretasi siswa siswinya. Untuk tahun ini ada sekitar 270 peserta didiknya di terima lolos ke Perguruan Tnggi Negeri (PTN) ternama. Rata-rata terbanyak muridnya masuk di Universitas Airlangga dan sebagian ke Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Hal tersebut disampaikan Kepala MAN Kota Surabaya, Drs. H. Fathorrakhman, M.Pd.
Dia kembali mengungkapkan sebagai bentuk antisipasi agar muridnya tidak terpengaruh dalam perjudian online (judol), pihaknya selalu mengarahkan dan memberikan pembinaan ke ranah yang positif.
“Pokoknya, kenalan remaja di antaranya kan, judol itu. Kita terus menerus memberikan pembinaan kepada mereka. Harapannya jangan sampai terjadi kayak gitu,” katanya H. Fathorrakhman kepada tim 3detik.com, Rabu (25/6/2025).
Bentuk pembinaan tersebut, lanjutnya, melalui Moderasi Beragama. Bahkan perhatiannya sampai ke tingkat Asean. Langkah pembinaan itu juga bentuk antisipasi pencegahan tawuran antar pelajar.
“Kalau sampai tahu ada anak melakukan tawuran antar pelajar, konsekuensinya kita keluarkan. Orang tua/wlai murid langsung kita panggil. Artinya, kita dari awal sudah memberikan pahaman wali murid jangan sampai anak melakukan perbuatan melanggar peraturan madrasah,” pesan Fathor sembari mewanti-wanti.
Contoh semisal, sambungnya, jangankan siswa/siswi berkelahi di luar antar pelajar. Kalau sampai ada yang (berkelahi) di dalam madrasah, itu juga sudah berurusan dengan orang tua.
“Kita damaikan, hingga berdamai jangan sampai mengulangi lagi, namun kalau nggak mau (damai), ya kita keluarkan. Kita pantau terus. Mudah-mudahan tidak terjadi di lingkungan kami,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut Fathorrakhman mengatakan langkah antisipasi anak-anak tidak terjerumus judol, turut melakukan pengecekan handphone sifatnya insidentil. Jadi, sewaktu-waktu itu pengecekan.
“Kita pun terapkan menghindari jam mata pelajaran (mapel) yang kosong. Pihak guru memonitoringnya pengawasan. Saya meminta jam mapel kosong supaya dihindari,” pintanya.
Terlebih, masih kata Fathor, sarana terfasilitasi telah terpantau kamera CCTV setiap ruangan, maupun sekitar lingkungan MAN Kota Surabaya. Tujuannya, memantau aktivitas kegiatan belajar mengajar.
“Tersedia ada 125 CCTV. Kami selalu mengecek layar monitor, bilamana ada hal yang mencurigakan,” jelasnya.
Fathor menyebut bentuk mencegah untuk siswi tidak membawa semacam pil KB sejenis, biasanya guru Bimbingan Konseling (BK) yang melaksanakan. Intinya, semua bergerak cepat jangan sampai terjadi.
“Mengenai itu semuanya kami pastikan nihil, dan tidak ada. Kita selalu waspada. Kami berikan bekal anak didik dengan berlakukan pengenalan tentang keagamaan,” imbuhnya.
MAN Kota Surabaya membekali pelajar jika waktu pagi hari ada ibadah sholat dhuha dan saat siangnya sholat dhuhur berjamaah. Kembali kata Fathor, tidak ada satupun anak berada di dalam ruang kelas saat itu ibadah berlangsung.
“Semisal, kalaupun ada siswi punya udzur (datang bulan) tidak dapat melaksanakan ibadah, diharap untuk di arahkan ke ruang perpustakaan. Guru wali kelas masing-masing lah yang memantau,” pungkasnya. [hyt/mvz]