TRENGGALEK, 3detik.com – Setelah melihat uji coba prototipe program Makan Siang Bergizi Gratis di SMPN Satap dan SMP Gotong Royong Suruh dirasa efisien dan disukai siswa, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin ingin program ini dicoba di salah satu sekolah inklusi dan SMA di Trenggalek.
Alasannya prototipe yang dilakukannya itu bisa dijalankan di SMA-SMA di Trenggalek. Meskipun SMA menjadi kewenangan provinsi , tapi Bupati Trenggalek itu berharap bisa dicobakan sehingga lebih hemat, lebih higienis, kemudian lebih lahap makannya.
“Setelah ini mungkin kita akan merambah ke sekolah luar biasa. Kemudian selanjutnya percobaan ke SMA. Meskipun sekolah SMA menjadi kewenangannya provinsi, sebagai pemerintah daerah, forkopimda kita pingin memastikan prototipe yang seperti ini nanti bisa dijalankan di SMA-SMA di Trenggalek,” kata Mochamad Nur Arifin, Kamis (30/1/2025).
Yang membedakan dari percobaan-percobaan sebelumnya, saya lihat dan saya yang paling bahagia karena satu siswa-siswi membawa alat makannya masing-masing. Tidak ada ceritanya antri, kemudian makanannya dingin.
Terus kedua yang masak tadi Bu Novita mengapresiasi karena melibatkan kantin. Sedangkan untuk sekolah yang sebelumnya kita melibatkan wali murid. Karena wali murid tahu kesukaan anak-anak itu apa.
Untuk cakupan kalorinya sudah tercukupi 1/3, karena ada karbohidratnya dari nasi. Kemudian vitamin dan mineralnya dari pisang dan proteinnya dari ayam dan juga dari tahu. Kemudian sop-nya tadi isinya ada sawi, buncis dan macam-macam. Dan kelihatannya anak-anak sangat lahap.
Mungkin kedepan untuk menghemat anggaran, tidak haruslah membeli wadah makan atau harus dikerjakan di katering. Jadi cara-cara seperti ini, melibatkan masyarakat, bahan-bahan lokal, rasanya ini nanti bisa menjadi prototipe yang baik demi tercapainya program prioritas Pak Presiden Prabowo, makan siang bergizi gratis.
Pak Prabowo mungkin nanti bisa lebih berhemat. Tidak perlu bikin dapur-dapur tapi SDMnya yang dikuatkan. Kemudian nanti keliling ngajari kantin-kantin. Nanti harapannya tidak ada lagi berita kantin nangis omsetnya turun karena makan siang bergizi gratis. “Jadi kalau ini ibu kantinnya terlibat, wali muridnya terlibat. Nanti ibu PKKnya akan menanam bahan baku pangan, sayuran di sekitar pekarangan dan pekarangan sekolah,” imbuh Mas Ipin.
Saya pesankan kepada pihak sekolah, pengelolaan limbah pangannnya. Semuanya harus punya komposter-komposter. Nanti komposnya itu bisa digunakan untuk m nanam lagi untuk bahan pangan program ini biar dapat harga murah. Karena anggarannya Rp. 10 ribu, insyaallah cukup untuk ini. Coba lihat (kata Mas Ipin m mperlihatkan piring salah satu siswa) makanannya habis. Anak-anak makannya lahap,” ungkapnya.**