TRENGGALEK, 3detik.com – Kepala Pusat Industri Hijau, Apit Pria Nugraha, Selama dua hari Kabupaten Trenggalek melihat banyak potensi yang dimiliki Trenggalek. Terutama potensi ekonomi hijau, yang dapat menghasilkan penghasilan tanpa merusak ekologi yang ada
Apit Pria Nugraha, Kepala Pusat Industri Hijau, Di Trenggalek sendiri dalam rangka mendampingi reses Novita Hardini, SE., ME., guna meninjau langsung potensi yang dimiliki Kabupaten Trenggalek.
Hari pertama Apit diajak melihat potensi Blue Economy dan Green Economy yang ada di Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Kemudian hari selanjutnya pria ini diajak mengeksplore potensi Trenggalek di sisi Utara yang tidak kalah banyaknya.
“Banyak potensi potensinya, baik yang terkait dengan hilirisasi industri dan tadi banyak masalah terkait dengan bambu, minyak atsiri, kopi kemudian susu. Itu semua sangat menarik,” kata Apit di Cafetaria Perkebunan Dilem Wilis, Selasa (17/12/2024).
Tadi saya titip, sambungnya menambahkan “ada beberapa hal yang harus dijaga. Terutama semua produk itu harus dijaga dan diajukan geografikal indikatornya ke Kemenkumham, untuk menjaga tidak direplikasi di tempat lain,” imbuhnya.
Kemudian yang kedua juga harus dijaga intelektual property-nya. Patenkan segera, jadi kalau orang lain mau investasi harus bayar royalti ke kita, ke yang punya.
Lalu yang terakhir masalah packaging-nya. Kadang yang sering kurang diperhatikan itu kita sudah punya produk bagus, tetapi packaging-nya kurang bagus. Sehingga menjadi kelihatan jelek.
Terus tadi saya sarankan juga untuk hilirisasi produk ini, arahnya harus ke specialty produk. Supaya tetap berimbang dengan semanagt kita menjaga lingkungan.
“Jadi kalau specialty produk itu, produknya bagus mahal, tetapi tidak masif. Kenapa tidak masif, alasannya supaya bisa tetap menjaga lingkungan. Kalau dibikin jor-joran di level industri, nanti lingkungannya yang akan menderita dengan masalah itu,” tutupnya.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin Ketika ditanya cita-citanya terkait Green Economy, mengatakan “kita pingin transformasi menuju ekonomi hijau. Salah satunya ekonomi hijau terkait dengan bagaimana sikular ekonomi. Memanfaatkan limbah industri untuk kemudian menghasilkan ekonomi,” katanya.
Termasuk paling jauh kita bisa untuk masuk kerjasama dengan industri yang eksisting untuk melakukan obseting, mengukur emisi gas rumah kaca bersama. Sehingga nanti bisa kita bisa klaimkan nilai ekonomi karbonnya.
“Jadi intinya ini bagian dari ikhtiar untuk menuju ekonomi masa depan,” tandas kepala daerah muda itu. **