TULUNGAGUNG, 3detik.com – Seluruh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) di Kabupaten Tulungagung kini resmi memprioritaskan unit usaha baru di bidang ketahanan pangan.
Sebanyak 257 desa telah mulai mengoperasionalkan sektor bisnis yang diarahkan pemerintah untuk memperkuat ketersediaan pangan dan meningkatkan kemandirian ekonomi desa.
Menurut Kabid Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa, Wahyu Yuniarko, pengembangan ketahanan pangan difokuskan pada tiga sektor prioritas, yakni pertanian, peternakan, dan perikanan. Setiap BUMDesa diberikan keleluasaan memilih satu atau lebih sektor sesuai potensi desa.
Wahyu menegaskan bahwa seluruh BUMDesa telah memperoleh penyertaan modal khusus untuk mendukung berjalannya unit usaha tersebut.
Kebijakan ini mengacu pada Permendes Nomor 2/2024 dan Kepmendes Nomor 3/2025 tentang pelaksanaan ketahanan pangan oleh BUMDesa.
Penyertaan modal yang masuk ke BUMDesa rata-rata berada pada kisaran Rp180–300 juta, dengan ketentuan minimal 20 persen dari Dana Desa dialokasikan untuk unit usaha ketahanan pangan, sesuai kesepakatan musyawarah desa masing-masing.
Sejak Oktober, seluruh BUMDesa mulai menjalankan operasional bisnisnya, lengkap dengan petunjuk teknis yang telah diberikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).
Namun demikian, Wahyu menyebut bahwa ukurannya belum bisa dipastikan karena proses monitoring dan evaluasi (monev) masih berlangsung secara berkala melalui sistem daring.
Wahyu mengakui bahwa masih terdapat BUMDesa yang mengalami defisit akibat faktor alam, seperti kematian ternak atau budidaya ikan yang gagal akibat banjir.
Untuk kasus demikian, pemerintah menerapkan perlakuan berbeda dengan syarat adanya bukti foto, berita acara, dan dokumentasi lain agar BUMDesa dapat memperoleh kompensasi serta dapat mengubah proposal usaha.
Meski tantangan tetap ada, pemerintah berharap suntikan modal besar tersebut mampu membuat unit usaha ketahanan pangan BUMDesa menghasilkan surplus dan menjadi fondasi ketahanan pangan di tingkat desa.***












