Kabupaten Trenggalek, 3detik.com – Pjs Bupati Trenggalek Dyah Wahyu Ermawati, Penjabat Sementara Bupati Trenggalek tanam terumbu karang di Pantai Mutiara, Rabu (2/10/2024).
Apa yang dilakukan Pjs. Bupati ini merupakan bentuk sinergitas Pemkab Trenggalek dengan akademisi, dalam hal ini UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Mempunyai visi yang sama dalam menjaga kelestarian lingkungan UINSA yang dalam hal ini diwakili Fakultas Sience dan Tekhnologi melakukan kerjasama dengan mendirikan laboratorium lapangan di Pantai Mutiara.
Tahun ini merupakan tahun kedua universitas itu melakukan kegiatan pelestarian terumbu Karang di Trenggalek. Bila tahun kemarin cuma satu meja dengan hanya 150 sampai 200 fragmen terumbu karang, sekarang UINSA dengan Pemkab Trenggalek menanam terumbu karang dengan jumlah yang lebih banyak. Kurang lebih sebanyak 3.240 fragmen di atas 12 meja.
Patut dibanggakan, pertumbuhan tetumbu karang yang ditanam di Pantai ini lebih dari 90% dengan panjang pertumbuhan 3 sampai 4 cm. Ini menandakan bawasannya ekosistem laut di Pantai Mutiara sangat baik untuk perkembangbiakan terumbu karang.
Menanam langsung terumbu karang sebagai penanda dibukanya sinergitas antara UINSA dan Pemkab Trenggalek itu, Dyah Wahyu Ermawati mengatakan “penanaman terumbu karang ini memang kegiatan yang rutin diselenggarakan di Provinsi Jatim, dan setiap waktu harus selalu di dilakukan penanaman kembali. Karena semakin banyak jumlah yang ditanam semakin mudah kita melakukan pelestarian lingkungan dan semakin banyak ikan ikan yang ada di sekitar terumbu karang dengan baik,” kata Pjs. Bupati Trenggalek itu.
Dengan adanya transplantasi, sambungnya menambahkan “terumbu karang ini, disamping lingkungan menjadi lebih bagus media menyerap berbagai racun, juga dapat meningkatkan jumlah ikan-ikan. Pantai tentunya cenderung banyak pasir, sehingga dengan adanya terumbu karang ini menjadi tempat berlindung bagi ikan maupun biota laut lainnya,” imbuhnya.
Menyambut baik kegiatan ini, Erma sapaan akrab Pjs. Bupati Trenggalek menambahkan kelestarian ekosistem bawah laut akan berdampak pada keberlangsungan ekonomi biru. Bila lestari bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, Cusi Kurniawati, menambahkan “intinya kita ada kolaborasi antara Pemkab dengan akademisi. Terima kasih kepada UINSA, khususnya Fakultas Sience and Tekhnologi, yang dikomandani oleh Program Studi Ilmu Kelautan. Terus ada Pusat Studi Lingkungan,” terangnya.
Tapi ini semua anak anak Ilmu Kelautan UINSA, ini kolaborasi dengan Pemda yang salah satunya membuka Lab Lapang di Pantai Mutiara 2 ini. Ketika sudah mengibarkan bendera membuka Lab Lapang, maka harus dirawat di mantenan. Dengan begitu giat mahasiswa, praktikum dibawa ke sini.
“Tentunya Trenggalek sangat beruntung, konservasi kita dibantu oleh para akademisi. Sehingga kelestarian, kesuburan perairan itu bisa kembali lestari dan ditingkatkan. Ini juga sangat mendukung Misi Net Zero Carbon. Karena kemampuan dari terumbu karang itu juga menyerap karbon,” tandasnya.
Mochamad Irfan, Kepala Pusat Study Lingkungan dan Kebencanaan Fakultas Sience dan Tekhnologi UINSA Surabaya menjelaskan mengenai kegiatannya di Trenggalek, “jadi kami dari Fakultas Sience and Tekhnologi, khusunya Program Study Ilmu kelautan selama 3 hari kedepan, 2, 3 dan 4 Oktober akan melaksanakan kegiatan praktikum untuk konservasi pesisir. Objek kita di sini, selain pemberdayaan masyarakat juga untuk pelestarian alam dengan melibatkan masyarakat. Diaini kita mengandeng Pokmaswas maupun Pokdarwis Rembeng Raya di Pantai Mutiara Trenggalek,” jelasnya.
Kemudian juga support yang luar biasa dari teman-teman Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek. Dibuktikan juga dengan kehadiran Ibu Pjs. Bupati Trenggalek yang membuka secara resmi kegiatan ini.
Kegiatan inti kita adalah mentranplantasi karang sebanyak kurang lebih 3.240 fragmen. Acara hari ini dibuka Ibu Pjs. dan besok kita juga akan melibatkan anak anak sekolah. Dari SD-SD sekitar sini, ada sebanyak 50 hingga 60 siswa beserta guru. Kemudian LMDH terlibat, pokdarwis, pokmaswas juga terlibat. Kita smua sekarang ini tentunya telah merasakan dampak pemanasan global. Semakin panas, juga hujan semakin tidak menentu dan tentu saja sebagai penyerap karbon.
Apalagi Trenggalek ini salah satu visinya adalah Carbon Netral City, yang ditetapkan oleh pak bupati sebelumnya. Ini memang penting karena juga menjadi ruh dan spirit bagi kami juga. Sama dengan visi kami di bidang lingkungan, khususnya dari Fakultas Sience dan Tekhnologi terkait pengurangan emisi karbon.
Ini tahun kedua, lanjut Irfan. ‘tahun kemarin kita peresmian laboratorium lapangan di Pantai Mutiara Trenggalek ini. Kemari kita hanya menanam satu meja. Hanya 150 sampai 200 fragmen itu survival ratenya diatas 90% dengan pertumbuhan 3 sampai 4 cm. Ini menandakan perairan di sini sangat subur dan sangat bagus,” ungkapnya.
Penulis: saelan.